Selamat sore Air Asia,, Perkenalkan saya Abdul Mutolib dari
Padang Sumatera Barat Indonesia. Sengaja
saya menulis email ini sebagai bentuk ucapan terimakasih yang begitu besar
kepada Air Asia yang telah begitu peduli terhadap penumpang.
Saya tidak memiliki motivasi apapun dalam menulis surat ini,
tidak ada satupun pihak dibelakang saya
terkait penulisan surat ini.
Saya mengalami suatu kejadian yang benar-benar tidak bisa
dilupakan ketika mengunjungi Chiang Mai dan Bangkok pada tanggal 2-9 Juni
2015. Ini adalah perjalanan pertama saya
keluar negeri, dan tentunya saya begitu senang.
Saya naik maskapai Air Asia dari Padang-Kuala Lumpur-Chiang
Mai-Bangkok-Kuala Lumpur- Padang, ketika berada di bandara Don Muaeng Bangkok
menuju Kuala Lumpur untuk pulang terjadi Insiden besar, yakni Tas Punggung
kawan saya tertinggal. Benar-benar
kacau, dalam tas punggung kawan saya terdapat 2 laptop, berkas-berkas penting
dan lainnya sehingga membuat panik kami semua.
Pada waktu itu posisi kami sudah didalam pesawat untuk
terbang, kemudian kami menghubungi petugas bandara untuk mencari tas kawan
saya. Alhasil tas tersebut tertinggal di
bagian X-ray dan petugas bandara mengatakan bahwa tas tersebut hanya bisa
diambil sendiri oleh pemegang paspor.
Kami berusaha melobi agar tas tersebut dikirim lewat paket ke Indonesia
tetapi pihak bandara tetap mengatakan bahwa prosedur yang ada tas tersebut
harus diambil oleh pemilik Paspor.
Dengan berat hati akhirnya kami memutuskan bahwa kawan saya harus
meninggalkan Penerbangan Air Asia FD311
dari Bangkok menuju Kuala Lumpur menginap semalam untuk menunggu penerbangan
selanjutnya.
Ketika kawan saya akan turun dari pesawat, pramugari
maskapai Air Asia ternyata melarang kawan saya meninggalkan Pesawat karena
keselamatan penumpang merupakan tanggung jawab penuh Air Asia. Setelah itu akhirnya kami berdiskusi dengan
Kru Pesawat bagaimana dengan solusi masalah tersebut, akhirnya pramugari
menghubungi pilot dan menyampaikan masalah yang terjadi. Sang Pilot dengan senyum akhirnya memutuskan
untuk menunda penerbangan 0.5-1 jam demi menungga kawan saya mengambil tasnya
di Bandara. Saya benar-benar lega dan
bahagia, Air Asia begitu pedulu dengan penumpangnya, dan rela dicaci penumopang
satu pesawat demi mengatasi masalah kawan saya.
Saya begitu bersyukur bahwa kawan saya tidak jadi menunggu di Bandara
dan menunggu sampai besok untuk mendapat penerbangan selanjutnya. Karena biar bagaimanapun kawan saya seorang
perempuan yang baru pertama kali ke Luar negeri, ditambah tidak menguasai
bahasa Thailand.
Akhirnya, setelah menunggu lebih dari setengah jam dari
Jadwal semula, pesawat kami berangkat
dari Bangkok dan sampai Kuala Lumpur dengan Selamat. Di Bandara KLIA saya
melihat penumpang yang sedang menunggu pesawat Air Asia Penerbangan
KL-Bangkok yang delay karena insiden
kawan saya. Saya begitu malu dan merasa
bersalah, tetapi yang namanya lupa tidak ada yang bisa memperediksi. Semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir
bagi kami. Terimakasih Air Asia, atas
dedikasinya dan pengorbanannya terhadap penumpang. Semoga semakin maju dan jaya.
ABDUL MUTOLIB