Banyak orang yang
menganggap jika kuliah itu mahal, kuliah hanya untuk orang kaya, dan orang desa
tidak akan bisa kuliah. Itulah yang saya dengar dari omongan orang-orang desa
tentang kuliah, tetapi saya sudah terlanjur mencintai belajar dan saya sudah bertekad
akan melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi.
Saya Berasal Dari Desa
Enggalrejo Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung, saya lahir Tanggal 25 Januari
1992 dan merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara. Saya menempuh pendidikan di SMA
N 1 Adiluwih Pringsewu tahun 2006.
Ketika mendengar nama SMA tempat saya sekolah, banyak orang yang
memandang sebelah mata. Sekolah saya memang bukan sekolah bagus, fasilitas yang
ada pun begitu sederhana, tidak ada laboratorium IPA, komputer yang hampir
semua rusak, perpustakaan berukuran 2×4 meter, dan kebanyakan siswa yang
sekolah adalah siswa tidak diterima di sekolah negeri yang labih bagus dari SMA
kami, ditambah ketika kelulusan ditahun 2009 lebih dari 50 orang siswa tidak
lulus, sehingga penilaian masyarakat tambah buruk terhadap sekolah saya.
Terlepas dari semua kondisi diatas saya begitu mencintai sekolah ini, bahkan
semangat yang begitu besar saya peroleh dari keterbatasan di sekolah saya.
Begitu besarnya keinginan untuk kuliah menuntun saya untuk mendaftar di
Universitas Lampung (Unila). Saya bersama beberapa teman saya mendaftar melalui
jalur undangan, tetapi tidak ada satupun yang diterima. Saya akhirnya kembali
mencoba mendaftar melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri) bersama teman saya, tetapi hanya
saya yang beruntung masuk di Unila, saya diterima di Jurusan Agribisnis
Fakultas Pertanian (Faperta).
Setelah saya lulus SNMPTN
saya meminta izin kepada orang tua untuk kuliah tetapi orang tua saya tidak setuju, mereka takut jika biaya
kuliah mahal dan orangtua saya yang bekerja sebagai petani kecil ragu apakah
bisa membiayai atau tidak. Tetapi saya sudah bertekad dan saya berjanji
saya tidak akan meminta uang yang memberatkan orang tua, dan uang tambahan sendiri untuk membiayai
kuliah. Alhamdulillah ketika diawal kuliah saya mempunyai tabungan untuk
membayar biaya daftar ulang dan ternyata Alloh memberikan jalan kepada saya
melalui beasisiswa, saya selalu mendapatkan beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi
Akademik) dari awal masuk kuliah hingga semester akhir.
Saya bukanlah mahasiswa
yang pintar, saya termasuk mahasiswa biasa dari segi kecerdasan dan kepandaian,
tetapi saya juga bukan mahasiswa yang pasrah dengan keadaan, kelebihan saya
adalah semangat dan motivasi yang tinggi untuk belajr. Pada awal kuliah saya
mendapat IP 2. 83 dan 2.74, IP yang termasuk kecil bagi saya, saya sempat patah
semangat mendapat IP tersebut apalagi jika membayangkan wajah ibu bapak saya
yang tiap hari bekerja di kebun demi membesarkan anak-anaknya, saya merasa
bersalah jika tidak bisa berhasil dalam kuliah, akhirnya saya berhasil bangkit
di semester berikutnya dengan hampir selalu mendapatkan IP diatas 3.75, bahkan
saya bisa menjadi salah lulusan pertama di Faperta Unila angkatan 2009.
Saya menyelesaikan jenjang S1 saya pada 27 februari 2013 dengan masa studi 3.49
dan IPK 3.60, selain itu saya juga menjadi Wisudawan terbaik ke 2 Faperta
Unila.
Selama kuliah saya aktif
dalam beberapa organisasi didalam kampus, selain itu saya juga aktif mengikuti
lomba karya tulis di beberapa kampus di Indonesia dan berhasil meraih beberapa
gelar juara. Selain organisasi didalam kampus dan lomba
karya tulis saya juga menjadi aktif menjadi Asisten Dosen dari semester 4
hingga semester 8 di beberapa jurusa Fakultas Pertanian Unila.
Saya memiliki dua sahabat yang luar
biasa, kami mempunyai mimpi yang begitu besar untuk bisa melanjutkan pendidikan
sampai jenjang S2-S3, bahkan kami juga bermimpi untuk pergi kuliah di Luar
negeri, dua sahabat saya yaitu Ali Rahmat dan Asep Surahman. Kami bertiga
adalah mahasiswa nekat yang memiliki TOEFL pas-pasan, prestasi standar, dan
tidak memiliki sesuatu yang istimewa, tetapi mimpi kami untuk melanjutkan
sekolah di jenjang S2-S3 bahkan di luar negeri selalu membara dalam jiwa. Untuk
mewujudkan impian tersebut kami mencoba mendaftar beberapa macam
beasiswa, akhirnya sahabat saya Ali Rahmat diterima di Gifu University
Jepang dengan jalur beasiswa, Asep Surahman yang terhambat kelulusan akhirnya
harus menunda mimpinya hingga tahun depan. Dan saya mencoba mendaftar
beasiswa ke Turki, Russia dan Korea, selain itu saya mendaftar beasiswa BPPDN
(Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri) Calon Dosen IPB, dan beasiswa
PDSU (Program Doktor Sarjana Unggul) Universitas Andalas yang semuanya ditahun
2013.
Setelah mengirim berkas dan melalui
serangkaian tes akhirnya satu persatu pengumuman beasiswa keluar. Yang pertama
di awal Bulan Mei tahun 2013 pengumuman Beasiswa Turki hasilnya saya ditolak,
kemudian akhir bulan Mei pengumuman beasiswa Pemerintah Korea, hasilnya sama
saja saya ditolak lagi. Di bulan Juni-Juli saya mencoba peruntungan tes di
beberapa perusahaan termasuk Bank Indonesia dan hasilnya masih sama, Saya
ditolak lagi!!!. Saya mulai khawatir jika tidak ada beasiswa yang mau menerima
saya, saya pun sudah pasrah dan siap menerima hasil terburuk jika
nantinya tidak diterima satupun beasiswa yang saya nantikan. Akhirnya pada
pertengahan Agustus 2013 Beasiswa Russia diumumkan, Alhamdulillah saya diterima
di National Research Tomsk Polytechnic University di Jurusan Ecology
and Management Natural Resources, kemudian akhir Agustus pengumuman hasil
seleksi Beasiswa BPPDN Calon Dosen IPB, saya juga diterima di Jurusan
Komunikasi Pembangunan Pertanian Fakultas Ekologi Manusia IPB, serta di akhir
September pengumuman beasiswa PDSU Andalas, saya diterima di Jurusan Integrated
Natural Resources Management. Syukur Alhamdulillah, kuasa Alloh
begitu besar bagi saya hamba yang mau berusaha, saya diterima tiga beasiswa
sekaligus!!
Awalnya hawatir jika tidak diterima
satupun beasiswa yang saya ajukan, sekarang sebaliknya saya bingung memilih
yang mana. Setelah saya pertimbangkan masak-masak akhirnya pilihan saya ialah
Beasiswa Pemerintah Federasi Russia. Kemudian saya meminta izin kepada orang
tua untuk kuliah di Russia, tetapi jawaban yang dapatkan begitu mengejutkan,
orang tua saya melarang keras saya kuliah di Russia bahkan sampai marah besar,
dan akhirnya dengan berat hati saya merelakan untuk melepas Beasiswa Russia.
Kemudian saya kembali mempertimbangkan antara IPB dan Universitas Andalas,
setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya saya memilih Universitas Andalas
Padang meskipun pada waktu itu saya sudah menjalani proses perkuliahan di IPB
selama satu Bulan.
Saya memilih Universitas Andalas Padang
dengan pertimbangan Program Beasiswa PDSU Dikti merupakan Program Beasiswa
untuk Sarjana Unggul yang telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan IPK minimal
3.50 dan memiliki kemampuan akademik sangat baik sehingga dapat melanjutkan
pendidikan langsung ke Jenjang S3/Doktoral tanpa melalui jenjang S2/Master,
sehingga nantinya bisa memperoleh gelar Doktor di usia kurang dari 27, lama
program beasiswa ini adalah 4 tahun, dan untuk tahun ini hanya sekitar 40 orang
mahasiswa S1 yang diterima program beasiswa ini. Selain itu beasiswa ini juga
mencakup Program Sandwich keluar negeri selama 1 semester, dan
berkesempatan mengikuti konferensi internasional. Selain itu program ini juga
mewajibkan output berupa beberapa jurnal standar internasional, hal
inilah yang menjadi alasan saya untuk memilih Beasiswa PDSU Universitas Andalas
dan Insya Alloh jika studi saya lancar dan tepat waktu saya akan bisa
memperoleh gelar Doktor diusia 25 tahun. Terbukanya kesempatan kuliah
keluar negeri juga menjadi salah satu pertimbangan utama untuk mengobati
kekecewaan saya karena gagal melanjutkan studi ke LN.
Pada hakikatnya hidup adalah
perjuangan, perjuangan meraih cita-cita, mimpi dan harapan. Jangan pernah
takut untuk bermimpi karena kesuksesan diawali dari mimpi-mimpi kita. Saya
sudah membuktikan bahwa biaya dan kondisi lingkungan tidak menjadi masalah
untuk sukses, yang menjadi masalah adalah apakah orang tersebut memiliki
semangat dan motivasi untuk sukses atau tidak. Mari kita bermimpi
setinggi mungkin, karena sukses berawal dari mimpi.!!!
Abdul Mutolib