KATEGORI

Rabu, 26 Maret 2014

Mimpi dari Desa, Menjadi Doktor di Usia Muda



Banyak orang yang menganggap jika kuliah itu mahal, kuliah hanya untuk orang kaya, dan orang desa tidak akan bisa kuliah. Itulah yang saya dengar dari omongan orang-orang desa tentang kuliah, tetapi saya sudah terlanjur mencintai belajar dan saya sudah bertekad akan melanjutkan pendidikan hingga jenjang tertinggi. 

Saya Berasal Dari Desa Enggalrejo Adiluwih Kabupaten Pringsewu Lampung, saya lahir Tanggal 25 Januari 1992 dan merupakan anak ke 5 dari 7 bersaudara. Saya menempuh pendidikan di SMA N 1 Adiluwih Pringsewu tahun 2006.  Ketika mendengar nama SMA tempat saya sekolah, banyak orang yang memandang sebelah mata. Sekolah saya memang bukan sekolah bagus, fasilitas yang ada pun begitu sederhana, tidak ada laboratorium IPA, komputer yang hampir semua rusak, perpustakaan berukuran 2×4 meter, dan kebanyakan siswa yang sekolah adalah siswa tidak diterima di sekolah negeri yang labih bagus dari SMA kami, ditambah ketika kelulusan ditahun 2009 lebih dari 50 orang siswa tidak lulus, sehingga penilaian masyarakat tambah buruk terhadap sekolah saya. Terlepas dari semua kondisi diatas saya begitu mencintai sekolah ini, bahkan semangat yang begitu besar saya peroleh dari keterbatasan di sekolah saya. Begitu besarnya keinginan untuk kuliah menuntun saya untuk mendaftar di Universitas Lampung (Unila). Saya bersama beberapa teman saya mendaftar melalui jalur undangan, tetapi tidak ada satupun yang diterima. Saya akhirnya kembali mencoba mendaftar melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) bersama  teman saya, tetapi hanya saya yang beruntung masuk di Unila, saya diterima di Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian (Faperta).

Setelah saya lulus SNMPTN saya meminta izin kepada orang tua untuk kuliah tetapi orang tua  saya tidak setuju, mereka takut jika biaya kuliah mahal dan orangtua saya yang bekerja sebagai petani kecil ragu apakah bisa membiayai atau tidak.  Tetapi saya sudah bertekad dan saya berjanji saya tidak akan meminta uang yang memberatkan orang tua,  dan uang tambahan sendiri untuk membiayai kuliah.  Alhamdulillah ketika diawal kuliah saya mempunyai tabungan untuk membayar biaya daftar ulang dan ternyata Alloh memberikan jalan kepada saya melalui beasisiswa, saya selalu mendapatkan beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi Akademik) dari awal masuk kuliah hingga semester akhir.  

Saya bukanlah mahasiswa yang pintar, saya termasuk mahasiswa biasa dari segi kecerdasan dan kepandaian, tetapi saya juga bukan mahasiswa yang pasrah dengan keadaan,  kelebihan saya adalah semangat dan motivasi yang tinggi untuk belajr. Pada awal kuliah saya mendapat IP 2. 83 dan 2.74, IP yang termasuk kecil bagi saya, saya sempat patah semangat mendapat IP tersebut apalagi jika membayangkan wajah ibu bapak saya yang tiap hari bekerja di kebun demi membesarkan anak-anaknya, saya merasa bersalah jika tidak bisa berhasil dalam kuliah, akhirnya saya berhasil bangkit di semester berikutnya dengan hampir selalu mendapatkan IP diatas 3.75, bahkan saya bisa menjadi salah lulusan pertama di Faperta Unila angkatan 2009.  Saya menyelesaikan jenjang S1 saya pada 27 februari 2013 dengan masa studi 3.49 dan IPK 3.60, selain itu saya juga menjadi Wisudawan terbaik ke 2 Faperta Unila.

Selama kuliah saya aktif dalam beberapa organisasi didalam kampus, selain itu saya juga aktif mengikuti lomba karya tulis di beberapa kampus di Indonesia dan berhasil meraih beberapa gelar juara.   Selain organisasi didalam kampus dan lomba karya tulis saya juga menjadi aktif menjadi Asisten Dosen dari semester 4 hingga semester 8 di beberapa jurusa Fakultas Pertanian Unila.

Saya memiliki dua sahabat yang luar biasa, kami mempunyai mimpi yang begitu besar untuk bisa melanjutkan pendidikan sampai jenjang S2-S3, bahkan kami juga bermimpi untuk pergi kuliah di Luar negeri, dua sahabat saya yaitu Ali Rahmat dan Asep Surahman. Kami bertiga adalah mahasiswa nekat yang memiliki TOEFL pas-pasan, prestasi standar, dan tidak memiliki sesuatu yang istimewa, tetapi mimpi kami untuk melanjutkan sekolah di jenjang S2-S3 bahkan di luar negeri selalu membara dalam jiwa. Untuk mewujudkan impian tersebut kami mencoba mendaftar beberapa macam beasiswa,  akhirnya sahabat saya Ali Rahmat diterima di Gifu University Jepang dengan jalur beasiswa, Asep Surahman yang terhambat kelulusan akhirnya harus menunda mimpinya hingga tahun depan.  Dan saya mencoba mendaftar beasiswa ke Turki, Russia dan Korea, selain itu saya mendaftar beasiswa BPPDN (Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri) Calon Dosen IPB, dan beasiswa PDSU (Program Doktor Sarjana Unggul) Universitas Andalas yang semuanya ditahun 2013. 

Setelah mengirim berkas dan melalui serangkaian tes akhirnya satu persatu pengumuman beasiswa keluar. Yang pertama di awal Bulan Mei tahun 2013 pengumuman Beasiswa Turki hasilnya saya ditolak, kemudian akhir bulan Mei pengumuman beasiswa Pemerintah Korea, hasilnya sama saja saya ditolak lagi. Di bulan Juni-Juli saya mencoba peruntungan tes di beberapa perusahaan termasuk Bank Indonesia dan hasilnya masih sama, Saya ditolak lagi!!!. Saya mulai khawatir jika tidak ada beasiswa yang mau menerima saya, saya pun sudah pasrah dan siap menerima hasil terburuk  jika nantinya tidak diterima satupun beasiswa yang saya nantikan. Akhirnya pada pertengahan Agustus 2013 Beasiswa Russia diumumkan, Alhamdulillah saya diterima di National Research Tomsk Polytechnic University di Jurusan Ecology and Management Natural Resources, kemudian akhir Agustus pengumuman hasil seleksi Beasiswa BPPDN Calon Dosen IPB, saya juga diterima di Jurusan Komunikasi Pembangunan Pertanian Fakultas Ekologi Manusia IPB, serta di akhir September pengumuman beasiswa PDSU Andalas, saya diterima di Jurusan Integrated Natural Resources Management.  Syukur Alhamdulillah, kuasa Alloh begitu besar bagi saya hamba yang mau berusaha, saya diterima tiga beasiswa sekaligus!!

Awalnya hawatir jika tidak diterima satupun beasiswa yang saya ajukan, sekarang sebaliknya saya bingung memilih yang mana. Setelah saya pertimbangkan masak-masak akhirnya pilihan saya ialah Beasiswa Pemerintah Federasi Russia. Kemudian saya meminta izin kepada orang tua untuk kuliah di Russia, tetapi jawaban yang dapatkan begitu mengejutkan, orang tua saya melarang keras saya kuliah di Russia bahkan sampai marah besar, dan akhirnya dengan berat hati saya merelakan untuk melepas Beasiswa Russia. Kemudian saya kembali mempertimbangkan antara IPB dan Universitas Andalas, setelah melalui banyak pertimbangan akhirnya saya memilih Universitas Andalas Padang meskipun pada waktu itu saya sudah menjalani proses perkuliahan di IPB selama satu Bulan.

Saya memilih Universitas Andalas Padang dengan pertimbangan Program Beasiswa PDSU Dikti merupakan Program Beasiswa untuk Sarjana Unggul yang telah menyelesaikan pendidikan S1 dengan IPK minimal 3.50 dan memiliki kemampuan akademik sangat baik sehingga dapat melanjutkan pendidikan langsung ke Jenjang S3/Doktoral tanpa melalui jenjang S2/Master, sehingga nantinya bisa memperoleh gelar Doktor di usia kurang dari 27, lama program beasiswa ini adalah 4 tahun, dan untuk tahun ini hanya sekitar 40 orang mahasiswa S1 yang diterima program beasiswa ini. Selain itu beasiswa ini juga mencakup Program Sandwich keluar negeri selama 1 semester, dan berkesempatan mengikuti konferensi internasional. Selain itu program ini juga mewajibkan output berupa beberapa jurnal standar internasional, hal inilah yang menjadi alasan saya untuk memilih Beasiswa PDSU Universitas Andalas dan  Insya Alloh jika studi saya lancar dan tepat waktu saya akan bisa memperoleh gelar Doktor diusia 25 tahun.   Terbukanya kesempatan kuliah keluar negeri juga menjadi salah satu pertimbangan utama untuk mengobati kekecewaan saya karena gagal melanjutkan studi ke LN.

Pada hakikatnya hidup adalah perjuangan, perjuangan meraih cita-cita, mimpi dan harapan.  Jangan pernah takut untuk bermimpi karena kesuksesan diawali dari mimpi-mimpi kita. Saya sudah membuktikan bahwa biaya dan kondisi lingkungan tidak menjadi masalah untuk sukses, yang menjadi masalah adalah apakah orang tersebut memiliki semangat dan motivasi  untuk sukses atau tidak.   Mari kita bermimpi setinggi mungkin, karena sukses berawal dari mimpi.!!!

Abdul Mutolib

Mau Kuliah S2? Simak Nih Infonya…!!



Pernahkah teman-teman semua yang saat ini sedang menempuh S1 memikirkan bagaimana caranya mendapat beasiswa  jenjang Magister? Kalau belum ayooo mulai di pikirkandari sekarang apakah habis S1 mau langsung kerja atau mau melanjutkan kuliah lagi, biar nantinya habis lulus kita tidak menjadi bingung dan akhirnya tegambuyyy dehh (Bahasa Lampung = tidak jelas tujuan hidupnya) ..!!!

Langsung aja deh, bagi kamu yang sekarang sedang menempuh S1 dan ingin melanjutkan kuliah kejenjang S2 baik dalam negeri atau luar negeri saya akan bagikan beberapa informasi yang semoga bisa membantu.  Untuk kali ini saya akan sebutkan beberapa nama beasiswa yang ada beserta penjelasan singkatnya, lain waktu jika ada kesempatan saya akan tulis secara detail tentang informasi, syarat pendaftaran, waktu pendaftaran dan cara aplikasinya.  Ohh ya, yang paling penting info yang saya bagikan itu berdasarkan pengalaman pribadi saya mendaftar beasiswa atau setidaknya saya mengetahui secara rinci tentang beasisswa ini, jadi saya sedikit banyak tau masalah dan apa syarat mendaftarnya.  

Langsung aja deh, beberapa beasisiswa magister yang bisa kamu manfaatkan, ingatt yaa syarat utamanya IPK 3.00, Syarat lainnya relatif bisa dipenuhi oleh hampir semua mahasiswa.
1.    Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Dalam Negeri (BPPDN), beasisswa ini ada ikatan dinas dengan Dikti untuk mengabdi menjadi dosen, ada jenjang S2/S3.
2.    Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Luar Negeri (BPPLN), beasisswa ini ada ikatan dinas dengan Dikti untuk mengabdi menjadi dosen, ada jenjang S2/S3.
3.    Beasiswa Unggulan (BU) Kemendiknas, ada jenjang S2/S3, Baik dalam dan luar negeri.
4.    Beasiswa Lembaga Pengelolaan dana Pendidikan(LPDP) Kemenkeu, ada jenjang S2/S3 dalam dan luar negeri , Beasiswa Tesis dan Desertasi. 
5.    Beasiswa Pemerintah Federasi Russia, Jenjang S2/S3 (saya diterima di National Research Tomsk Polytechnic University, sayang sama Ibu saya  tidak dikasih izin berangkat hehehhe).
6.    Korean Government Development Program (KGSP), ada jenjang S2/S3.  Beasisswa ini lumayan besar nominalnya.  Sayang saya gagal lolos tes terakhir (ada 3-4 tahapan tes).
7.    Turkiye Burslari Scholarship (TBS) untuk jenjang S2/S3, saya juga gagal dapat beasiswa ini.  Ternyata yang daftar pertahun ratusan ribu orang, hehehhe.
8.    Beasiswa PMDSU (Program Menuju Doktor Sarjana Unggul), ini program baru dari pemerintah Indonesia nih, yaitu kuliah S3 tanpa melalui jenjang S2, Syaratnya lumayan susah sih, tapi kalian jangan khawatir saya aja bisa diterima kok. Besisswa ini paket lengkap banget.. (baca postingan saya yang berjudul : Mimpi dari Desa, Menjadi Doktor di Usia Muda).

Itu beberapa beasiswa yang saya tau dan pernah daftar, sebenarnya masih banyak beasiswa lain yang saya tau, tetapi saya belum pernah apply beasiswa tersebut, contohnya beasiswa Master/Doctoral di Asian Institute Technology Thailand, Beasisswa China Government, Beasiswa ke Jepang dan lainnya. Oh ya sebagai syarat pendukung akan lebih baik kamu mempunyai sertifikat TOEFL yang skor minimalnya 500, pasti akan sangat berguna.

Sepertinya itu yang bisa saya bagi buat teman-teman, jika memang ada yang berminat boleh deh konfirmasi ke saya, Insya Alloh akan saya bantu sebisa mungkin.  Semoga artikel saya bermanfaat aminn.

Penulis:
Abdul Mutolib Darin
Email : amutolib24@yahoo.com